30 Sep 2009

Story BOB MARLEY

Kepangan rambut “gimbalnya” yang khas nan unik dan nama besarnya sebagai penyanyi, musisi sekaligus pencipta lagu-lagu reggae, dapat membawa jenis musik tradisional ini yang konon berbau “mistikisme” meroket bahkan menjadi trand dikalangan remaja.

Reggae merupakan irama popular dari jamaika dengan menggunakan elemen folk & rock, dan disajikan melalui garis bas pada suatu hentakan antara pukulan dari drum.

Bob Marley terlahir dengan nama aslinya Robert Nesta Marley, di St. Ann, Jamaika tahhun 1945. Ia terlahir sebagai praktisi sekaligus sebagai duta terkemuka bagi perkembangan musik reggae secara umumnya. Dengan kata lain ia merupakan motor pengerak utama yang menyebarkan jenis musik ini ke seluruh dunia. Karya-karyanya yang luar biasa mencakup aneka warna musik modern ala Jamaika, mulai dari jenis ska, rock sampai ke reggae. Berbekal kemampuan itulah, Marley sanggup mengangkat jenis musik ini ke-level sebagai suatu kekuatan sosial dengan daya tarik yang universal. Seperti yang dikatakan oleh Robert Palmer mengenai Bob Marley, “Tidak seorang pun dalam dunia rock n’roll yang dapat meninggalkan sebuah warisan seperti yang ditinggalkan oleh Bob Marley”.

Marley sendiri pernah mengatakan “Musik reggae, musik soul, musik rock. Setiap lagu adalah sebuah tanda”. Simbolisme yang khas milik Marley adalah berasal dari aliran kepercayaan yang dianut sebagai “Rastafarian”. Sebuah sekte yang memuja kaisar Haile Selassie I dari Ethiopea. Untuk itu ia menggabungkan antara mistikisme keagamaan dengan panggilan pemberontakan politis. Ketukan reggaenya yang menghipnotis memiliki warna musik yang begitu unik. Album-albumnya seperti “Natty Dread” dan “Rastaman Vibrations” merupakan karya-karya bersejarah yang memiliki suara si miskin serta warga yang tertindas di Jamaica pada khususnya, dan bagi mereka diseluruh penjuru dunia pada umumnya. Kemudian Marley membentuk suatu trio-vokal bersama teman-temannya saat masih kecil, yaitu Nevile “Bunny” Livingstone – menjadi Bunny Wailer dan Peter McIntosh – menjadi Peter Tosh. Nama “The Wailers” mereka pilih lantaran dianggap sesuai dengan keadaan mereka dari sebuah daerah kumuh. Memang sejak lahir kelompok tersebut sudah “Wailing” alias meratap! Sebagai penganut agama rasta mereka memanjangkan rambut mereka dengan gaya “Dreadlodk”.

Pada pertengahan dekade 70-an, Bob Marley sudah menjadi tokoh yang sangat dipuja dan berpengaruh di Jamaica. Sampai majalah “Time” mengutip “ia (Marley) menyaingi pemerintah sebagai sebuah kekuatan politk”. Pada tanggal 3 Desember 1976, Bob Marley dijadwalkan bermain untuk sebuah konser gratis di Jamaica “Free Smilling Concert” yang ditujukan untuk meredakan ketegangan antara partai-partai politik negerinya. Sore itu Marley beserta rombongannya diserang oleh seorang yang bersenjata! Walaupun cedera tertembak peluru, ia tetap bermain dengan seksama dihadapan 80.000 pengemarnya! Sikap yang membuatnya menjadi sebuah legenda. Dua tahun kemudian Marley mengalami cedera kaki selagi bermain bola. Ketika sedang diobati, ternyata ia menderita kanker yang akhirnya merengut nyawanya pada tahun 1981. Walau demikian musik reggae yang diwariskan oleh Bob Marley kepada dunia akan terus berdengung di telinga kita semua. Salam rasta dari Ama Ode.



EksiklopediMusik, PT. Cipta AdiPustaka, cetakan pertama 1992

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl